Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di indonesia 2.jelaskan mengapa hutan mangrove hanya terdapat di wilayah tersebut - 71394 ritaputry ritaputry 01.09.2016 IPS Sekolah Dasar terjawab
Hutanmangrove ada kemiripan dengan hutan yang lainnya, yakni di bgaian hutan yang berhadapan langsung dengan muara sungai. Melihat kenyataan keadaan di hutan mangrove ini, terlebih berkaitan dengan terpaan ombak, maka sudah bisa dipastikan bahwa tanaman yang berada di luar dan berada di dalam berbeda.
Carilahinformasi tentang persebaran hutan mangrove dan terumbu karang di indonesia! - 6977828 masatasyafitr8 masatasyafitr8 25.08.2016 IPS Sekolah Menengah Atas Hutan mangrove atau hutan bakau adalah tipe hutan yang berada di daerah pasang surut air laut.
hutanbakau (mangrove) adalah hutan yang terdapat di daratan rendah pantai. Tumbuhan ini mempunyai akar penyangga sehingga dapat menahan dari emosi air laut. Hutan bakau mempunyai kadar garam, air, dan tanah yang tinggi, tetapi kadar oksigen pada air dan tanahnya rendah sehingga tumbuhan bakau sulir menyerap air.
Padahabitat ini hanya pohon mangrove / bakau yang mampu bertahan hidup dikarenakan proses evolusi serta adaptasi yang telah dilewati oleh tumbuhan mangrove. Hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan hidup kita diantarnya yakni 1) sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, dengan kata lain tumbuhan mangrove mampu untuk menahan air laut agar tidak mengikis tanah di garis pantai.
Persebaranhutan mangrove banyak terdapat di Pulau Sumatera. Sebagai pulau yang besar, keberadaan hutan mangrove di Sumatera tidak full yakni hanya di pesisir pantai bagian barat dan timur. Luas dari hutan mangrove yang ada di Pulau Sumatera sendiri mencapai 417.000 hektare. Beberapa titik di Pulau Jawa
Hutanbakau memiliki habitat yang ekstrim sehingga tumbuhan yang hidup di daerah ini harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Secara fisik, vegetasi hutan mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup, seperti bentuk akar dan kelenjar garam pada daun tanaman. Selain itu, juga terdapat adaptasi fisiologis dalam bentuk lain.
Jakarta- . Indonesia memiliki berbagai macam formasi hutan yang terdiri dari, hutan rawa, hutan pantai, hutan hujan tropika, hutan kerangas, dan hutan mangrove.. Hutan mangrove sering disebut juga sebagai hutan bakau. Ekosistem dari hutan mangrove berada di daerah tropis, yang tumbuh di sepanjang garis pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
kSjX. Sosiologi Info - Berikut pembahasan untuk soal Carilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Inilah penjelasan soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok, kurikulum dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP edisi revisi 2016. Dengan penulis naskah oleh Iwan Setiawan, Dedi Suciati, dan A Mushlih. Diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, cetakan ke 3 edisi revisi 2016 sebelum adik adik membaca soal dan Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Yuk baca terus !Mari simak dulu mengenai materi materi pembelajaran yang ada pada buku IPS kelas 7 SMP kurikulum 2013 edisi revisi 2016 cetakan ke 3 dibawah Materi Belajar Adik adik perlu ketahui bahwa dalam materi pembelajaran di buku IPS ini terbagi atas empat bab pembahasan. Untuk BAB 1 Manusia, Tempat dan Lingkungan, selanjutnya BAB 2 Interaksi Sosial dan Lembaga Sosial. Kemudian untuk BAB III Aktivitas Manusia dalam Memenuhi Kebutuhan, serta di BAB IV Kehidupan Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu Buddha dan Islam. Adapun pembagian materi di BAB 1 meliputi bagian A. Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang, bagian B. Letak dan Luas Indonesia. Selanjutnya bagian C. Potensi Sumber Daya Alam dan Kemaritiman Indonesia. Kemudian, bagian D. Dinamika Kependudukan Indonesia, bagian E. Kondisi Alam Indonesia, serta bagian F. Perubahan Akibat Interaksi Antarruang. Materi di BAB 2 terdiri atas bagian A. Interaksi Sosial, bagian B. Pengaruh Interaksi Sosial terhadap Pembentukan Lembaga Sosial, dan bagian C. Lembaga Sosial. Selanjutnya, pada BAB III terdiri atas bagian A. Kelangkaan dan Kebutuhan Manusia, bagian B. Kegiatan Ekonomi, bagian C. Permintaan, Penawaran, Pasar dan D. Peran Iptek dalam Kegiatan Ekonomi, bagian E. Peran Kewirausahaan dalam Membangun Ekonomi bagian F. Hubungan Antara kelangkaan dengan permintaan permintaan untuk kesejahteraan dan persatuan bangsa Indonesia. Kemudian materi terakhir di BAB IV terbagi atas bagian A. Kehidupan manusia pada masa B. Kehidupan masyarakat pada masa Hindu Buddha, dan bagian C. Kehidupan masyarakat pada masa adik pada kesempatan kali ini kita hanya akan membahas materi soal di BAB 1 Manusia, Tempat dan tujuan pembelajaran di dalam BAB I ini meliputi Menjlaskan pengertian konsep ruang, menjelaskan pengertian interaksi contoh interaksi keruangan antarwilayah di Indonesia, menyebutkan contoh interaksi keruangan yang terjadi di kondisi saling bergantung yang diperlukan untuk terjadinya interaksi antarruang, menunjukkan unsur unsur atau komponen letak Indonesia secara astronomis dan geografis Indonesia, menjelaskan implikasi Indonesia terhadap aspek ekonomi, sosial dan budaya. Menjelaskan implikasi letak Indonesia secara geologis, menjelaskan potensi sumber daya alam di Indonesia, menjelaskan kondisi kependudukan di kondisi alam Indonesia, menjelaskan keragaman flora dan fauna di Indonesia, menjelaskan bentuk bentuk perubahan akibat interaksi beberapa materi materi pembelajaran yang akan adik adik pelajaran di buku IPS kelas 7 edisi revisi 2016 cetakan ke 3 kurikulum 2013. Pada kesempatan kali ini adik adik akan membaca soal dan jawaban bagian uji kompetensi yang ada pada halaman 38. Mari simak dibawah ini soal dan jawabannya. Ini pembahasan untuk Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Berikut soal dan jawabannya, yaitu Aktivitas KelompokCarilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Jawabannya Persebaran untuk Hutan Manggrove > Pesisir Selatan Papua ada 3,7 juta hektar> Pesisir Barat Sumatera ada 417 ribu hektar> Pesisir Pulau Kalimantan ada 165 ribu hektar> Pesisir Pulau Sulawesi ada 53 ribu hektar> Pantai Utara Pulau Jawa ada 34,4 ribu hektar> Bali dan Nusa tenggara ada 3,7 hektarPersebaran Terumbu Karang> Raja Ampat Papua Barat punya 75 persen dari seluruh jenis terumbu karang yang ada di dunia> Taman Nasional Wakatobi> Taman Laut Bunaken dan lainnya. Nah itulah adik adik kunci jawaban dari soal yang ada di mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP, pembahasan untuk soal Carilah Informasi Tentang Persebaran Hutan Manggrove dan Terumbu Karang di Indonesia !Itulah Kunci Jawaban IPS Kelas 7 SMP, MTs Halaman 38 Aktivitas Kelompok. Semoga bermanfaat ya adik adik !Melansir dari buku pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS kelas 7 SMP edisi revisi 2016. Dengan penulis naskah oleh Iwan Setiawan, Dedi Suciati, dan A Mushlih. Diterbitkan oleh Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud, cetakan ke 3 edisi revisi 2016 perlu diingat bahwa jawaban diatas tidaklah menjadi kunci jawaban yang tidak mutlak benar 100 adik adik untuk menambah referensi jawaban yang relevan lainnya. Jangan hanya terpaku pada jawaban yang telah disajikan diatas menambah bacaan yang relevan, maka adik adik akan mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif lagi.
Mahasiswa/Alumni Universitas Pendidikan Indonesia29 Oktober 2021 0905Halo Alfiyah, kakak bantu jawab yaa Hutan mangrove merupakan jenis hutan yang hidup di daerah pesisir dan memiliki fungsi sebagai pelindung abrasi. Sementara itu, terumbu karang merupakan kumpulan yang terbentuk dari hewan karang dan tumbuhan alga yang saling bersimbiosis. Jadi, persebaran hutan mangrove di Indonesia meliputi wilayah pantai barat dan timur Pulau Sumatra, pantai selatan Pulau Kalimantan, sepanjang pesisir Pulau Sulawesi, pantai barat Pulau Papua, dan beberapa lokasi di Pulau Jawa. Sementara itu, persebaran terumbu karang di Indonesia meliputi Pulau Sulawesi, Sumatra, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Semoga membantu ya!
Hutan Mangrove – Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki garis pantai sepanjang km, terpanjang ke-2 di dunia setelah Kanada. Garis pantai ini berupa hutan bakau yang sebagian besar tumbuh tepian pantai atau rawa. Mangrove di Indonesia umumnya tumbuh berjajar rapi mengikuti tepi pantai yang ada. Pengertian Hutan BakauLuas dan SebaranLingkungan Hutan MangroveJenis BakauBentuk AdaptasiPerkembangan Hutan MangrovePeran Hutan BakauFlora Hutan MangroveSuksesi Hutan BakauKondisi Hutan Mangrove Indonesia Terdapat berbagai definisi mengenai hutan bakau, menurut Steenis 1978 hutan bakau adalah vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Sedangkan menurut Nybakken 1988, hutan bakau adalah istilah umum untuk menggambarkan suatu komunitas pantai tropik yang terdiri dari spesies pohon yang khas atau semak-semak yang memiliki kemampuan tumbuh di perairan asin. Pendapat lain mengenai pengertian hutan bakau juga datang dari Soerianegara 1990, yaitu hutan yang tumbuh di daerah pantai, umumnya terdapat di daerah teluk dan muara sungai dengan ciri-ciri sebagai berikut tidak terpengaruh iklimdipengaruhi pasang surut air lauttanah tergenang air lauttanah rendah pantaihutan tidak memiliki struktur tajukjenis pohon terdiri dari api-api Avicenia sp., pedada Sonneratia sp., bakau Rhizophora sp., lacang Bruguiera sp., nyirih Xylocarpus sp., nipah Nypa sp. Dari beberapa pengertian hutan mangrove diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hutan bakau adalah hutan yang tumbuh pada daerah rawa-rawa berair payau yang letaknya berada di garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut, serta juga terdapat di daerah pantai sekitar muara sungai. Luas dan Sebaran Bakau tersebar di sekitar wilayah khatulistiwa dengan iklim tropis dan sebagian iklim subtropis. Luas bakau di Indonesia sekitar 2,5 juta hingga 4,5 juta hektar dan merupakan hutan mangrove terluas di dunia. Negara lain yang juga memiliki hutan bakau luas, yaitu Brazil 1,3 juta hektar, Nigeria 1,1 juta hektar dan Australia 0,97 hektar. Dengan perbandingan tersebut, hutan bakau di Indonesia memiliki bagian 25% dari total luas hutan mangrove di dunia. Pixabay Dangkalan Sunda merupakan wilayah yang memiliki hutan bakau terluas di Indonesia. Sebab, wilayah ini merupakan perairan yang tenang dan menjadi lokasi muara sungai-sungai besar, antara lain pantai utara Jawa, pantai timur Sumatera, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Namun, saat ini kondisinya terancam dan kritis akibat kebutuhan lahan penduduk. Wilayah Indonesia bagian timur juga memiliki hutan bakau, tepatnya di tepi Dangkalan Sahul, yaitu pantai barat daya Papua, terutama di sekitar wilayah Teluk Bintuni. Papua memiliki laus hutan mangrove mencapai 1,3 juta hektar dan merupakan sepertiga dari luas bakau di Indonesia. Lingkungan Hutan Mangrove Tumbuhan yang tumbuh di hutan bakau memiliki jenis yang berbeda-beda karena reaksi terhadap lingkungan fisik sekitar. Hal ini mengakibatkan munculnya zona-zona vegetasi tertentu. Faktor lingkungan fisik tersebut antara lain Jenis Tanah Hutan bakau yang berada di wilayah pesisir merupakan lokasi pengendapan dan berupa substrat yang bisa sangat berbeda. Contoh umum adalah hutan bakau yang tumbuh diatas lumpur tanah liat yang bercampur bahan organik. Namun, terdapat pula karena jumlah bahan organik yang terlalu banyak maka hutan bakau tumbuh diatas tanah gambut. Substrat lainnya yaitu lumpur dengan kandungan pasir tinggi, bahkan pecahan karang yang lebih dominan. Biasanya jenis tanah ini terdapat di sekitar pantai yang dekat dengan terumbu karang. Terpaan Gelombang / Ombak Hutan mangrove merupakan perisai alam untuk menahan gelombang laut. Bagian hutan bakau yang langsung berhadapan dengan laut terbuka merupakan bagian hutan yang selalu mengalami terpaan ombak keras dan arus yang kuat. Sedangkan pada bagian sisi lainnya merupakan bagian hutan yang memiliki perairan dangkal yang lebih tenang. Hal tersebut mirip dengan bagian hutan yang berhadapan dengan aliran air sungai atau tepi sungai. Namun terdapat perbedaan, seperti salinitas bagian ini tidak terlalu tinggi, terutama bagian yang jauh dari muara. Pasang Surut Lingkungan hutan bakau pada umumnya selalu tergenang air. Namun, terkadang genangan air tidak selalu terjadi dan dipengaruhi faktor pasang surut air laut. Kondisi ini secara alami akan terbentuk zonasi vegetasi mangrove yang berlapis-lapis yang dimulai dari bagian luar yang terkena gelombang laut hingga ke dalam yang relatif kering. Jenis Bakau Pada bagian luar hutan mangrove yang terkena ombak langsung, biasanya ditumbuhi jenis bakau Rhizophora spp. Sedangkan pada tanah lumpur ditumbuhi Rhizophora apiculata dan R. mucronata. Kemudian, pada bagian hutan bakau yang lebih tenang airnya atau disebut zona pionir ditumbuhi bakau api-api hitam Avicennia alba. Pada bagian lebih dalam dan masih tergenang pasang tinggi, umumnya ditumbuhi campuran bakau R. mucronata seperti jenis kendeka Bruguiera spp., kaboa Aegiceras corniculata dan lain-lain. Sedangkan jenis bakau di tepi sungai yang memiliki air lebih tawar maka dapat ditemukan jenis mangrove nipah Nypa fruticans, pidada Sonneratia caseolaris dan bintaro Cerbera spp. Wilayah hutan bakau yang lebih kering ditumbuhi bakau jenis nirih Xylocarpus spp., teruntum Lumnitzera racemosa, dungun kecil Heritiera littoralis dan kayu buta-buta Excoecaria agallocha. Bentuk Adaptasi Hutan bakau memiliki habitat yang ekstrim sehingga tumbuhan yang hidup di daerah ini harus memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Secara fisik, vegetasi hutan mangrove menumbuhkan organ khas untuk bertahan hidup, seperti bentuk akar dan kelenjar garam pada daun tanaman. Selain itu, juga terdapat adaptasi fisiologis dalam bentuk lain. Pixabay Jenis pohon bakau Rhizophora spp. yang tumbuh di zona terluar beradaptasi dengan membentuk akar tunjang stilt root untuk bertahan dari gelombang laut yang keras. Jenis bakau api-api Avicennia spp. dan pidada Sonneratia spp. menumbuhkan akar napas pneumatophore untuk mengambil oksigen dari udara Pohon bakau kendeka Bruguiera spp. memiliki akar lutut knee root, serta bakau nirih Xylocarpus spp. memiliki bentuk akar papan yang panjang dan berkelok-kelok untuk menunjang pertumbuhan diatas lumpur dan memperoleh udara. Selain itu, hampir seluruh jenis mangrove memiliki lentisel berupa lubang pori pada pepagan untuk bernapas. Bentuk adaptasi terhadap salinitas yang tinggi, bakau api-api mengeluarkan kelebihan garam melalui kelenjar yang berada dibawah daun. Sedangkan bakau jenis yang lain, seperti Rhizophora mangle memiliki sistem perakaran yang hampir tak tertembus air garam. Air yang diserap oleh akarnya memiliki kadar 90%-97% terbebas dari kandungan garam laut atau mendekati tawar. Garam yang terkandung dalam tumbuhan bakau akan terkumpul di daun tua dan akan terbuang ketika daun gugur. Untuk mengurangi evaporasi akibat terik matahari yang menyebabkan penguapan, beberapa jenis tumbuhan mangrove mempunyai kemampuan untuk mengatur bukaan mulut daun atau stomata. Kemampuan tersebut bertujuan agar kandungan air yang dimiliki pohon bakau tetap terjaga. Perkembangan Hutan Mangrove Hutan bakau yang tumbuh di area lumpur tentu hampir tidak memungkinkan untuk berkembang biak dengan cara berkecambah melalui biji-bijian. Selain itu, kondisi kimiawi seperti kandungan garam yang tinggi dan kondisi pasang surut juga akan membuat biji bakau sulit bertahan. Sebagian besar flora hutan bakau menghasilkan biji atau buah yang dapat mengapung sehingga dapat terseber bersama arus air. Terdapat pula jenis mangrove yang memiliki sifat vivipar, yaitu biji atau benih telah berkecambah sebelum gugur dari pohon. Pada perkecambahan buah bakau Rhizophora, tengar Ceriops atau kendeka Bruguiera, buah jenis ini telah berkecambah dan memiliki akar panjang serupa tombak ketika masih bergantung pada tangkai pohon. Ketika buah rontok dan jatuh maka dapat langsung menancap di lumpur atau terbawa air pasang kemudian tersangkut dan tumbuh di tempat lain. Pada bakau jenis nipah Nypa fruticans, pada buahnya telah muncul pucuk saat masih melekat di tandannya. Sedangkan buah bakau api-api, kaboa Aegiceras, jeruju Acanthus dan lainnya telah berkecambah di pohon, meski dari luar tidak terlihat. Kemampuan ini disebut dengan istilah propagul, yaitu anak semai. Peran Hutan Bakau Keberadaan hutan bakau memiliki fungsi dan mandaat penting bagi ekosistem hutan, air dan alam sekitarnya. Peranan hutan mangrove dapat dilihat dari segi fisik, biologi, serta ekonomi sebagai berikut Fungsi dan manfaat bakau secara fisikPenahan abrasi pantaiPenahan intrusi, yaitu meresapnya air laut ke daratanPenahan badai dan angin yang mengandung garamPenahan gelombang atau ombakMenurunkan kadar karbondioksida dan polusi udaraPenambat bahan pencemar perairan pantaiFungsi dan manfaat bakau secara biologiHabitat biota lautSumber makanan bagi spesies hutan mangroveHabitat satwa seperti kera, buaya, ular dan burungFungsi dan manfaat bakau secara ekonomiLokasi pariwisata hutan mangroveSumber kayuSumber makanan ikan, udang, kepiting dan biota laut lainSumber tanaman obat seperti daun Bruguiera sexangula sebagai obat penghambat tumorSumber mata pencaharian masyarakat, contohnya nelayan dan petani tambak Selain itu, hutan bakau juga menjadi habitat hewan-hewan yang dapat ditangkap dan memiliki nilai ekonomis, seperti biawak air Varanus salvator, kepiting bakau Scylla serrata, udang lumpur Thalassina anomala, siput bakau Telescopium telescopium, serta berbagai jenis ikan belodok. Flora Hutan Mangrove Hutan bakau memiliki aneka macam tumbuhan. Namun hanya sekitar 54 spesies dari 20 genera, anggota dari 16 suku yang dianggap sebagai mangrove sejati. Dari jenis-jenis itu, sekitar 39 jenis ditemukan di Indonesia. Pixabay Jumlah tersebut menjadi Indonesia memiliki hutan bakau terkaya di wilayah Samudera Hindia dan Pasifik. Jumlah keseluruhan yang telah diketahui adalah 202 spesies. Penyusun Utama SukuGenus, jumlah spesiesAcanthaceae / Avicenniaceae / VerbenaceaeAvicennia api-apiCombretaceaeLaguncularia, Lumnitzera teruntumArecaceaeNypa nipahRhizophoraceae Bruguiera kendeka, Ceriops tengar, Kandelia berus-berus, Rhizophora bakauSonneratiaceaeSonneratia pidada Penyusun Minor SukuGenus, jumlah spesiesAcanthaceaeAcanthus jeruju, BravaisiaBombacaceaeCamptostemonCyperaceaeFimbristylis mendongEuphorbiaceaeExcoecaria kayu buta-butaLythraceaePemphis cantigi lautMeliaceaeXylocarpus nirihMyrsinaceaeAegiceras kaboaMyrtaceaeOsborniaPellicieraceaePellicieraPlumbaginaceae AegialitisPteridaceaeAcrostichum paku lautRubiaceaeScyphiphoraSterculiaceaeHeritiera dungun Suksesi Hutan Bakau Suksesi hutan adalah kemampuan tumbuh dan berkembangnya suatu hutan, atau disebut juga forest succession atau sere. Salah satunya adalah suksesi kawasan bakau yang berada di lahan basah hydrosere. Suksesi bakau berawal dari terbentuknya paparan lumpur mudflat yang berfungsi sebagai substrat hutan bakau. Kemudian dilanjutkan substrat baru yang ditumbuhi oleh propagul-propagul vegetasi mangrove, sehingga mulai terbentuk vegetasi pionir hutan bakau. Adanya hutan bakau memiliki manfaat untuk menangkap lumpur. Tanah halus atau lumpur, pasir yang terbawa arus laut, serta segala macam sampah dan hancuran vegetasi, akan mengendap di perakaran vegetasi mangrove. Sehingga material yang tertangkap akan terakumulasi dan sebaran bakau semakin meluas. Jika bagian dalam hutan bakau mulai mengering dan tidak lagi cocok untuk pertumbuhan bakau pionir, maka terbentuklah zona yang baru di bagian belakang. Perubahan yang terjadi selama berpuluh-puluh hingga beratus-ratus tahun akan menjadikan zona pionir terus maju dan zona berikutnya muncul dibagian pedalaman yang mengering. Kondisi Hutan Mangrove Indonesia Indonesia memiliki luas hutan mangrove di dunia. Menurut data FAO pada tahun 2007, luas hutan bakau Indonesia adalah hektar atau 19% dari keseluruhan di dunia. Jumlah ini melebihi Australia sekitar 10% dan Brazil sekitar 7%. Pixabay Sedangkan menurut Arobaya dan Wanma, Indonesia memiliki 27% bagian hutan mangrove dunia atau sekitar 4,25 juta hektar. Data dari dalam negeri juga menyatakan kemiripan, yakni 4,3 juta hektar Kementrian Kehutanan, 2006. Namun, kerusakan hutan bakau di Indonensia dari tahun ke tahun semakin parah. Deforestasi kawasan bakau mencapai 42% dalam keadaan rusak berat, 29% keadaan rusak, hutan bakau dalam kondisi baik kurang dari 23% serta 6% yang kondisinya sangat baik. Kerusakan hutan mangrove lebih cepat dibanding jenis hutan lainnya. Pasalnya, banyak kawasan bakau dirubah fungsinya untuk pembangunan kota dan pusat pariwisata. Selain itu, penggunaan lahan bakau untuk persawahan, ladang dan tambak udang semakin memperparah keadaan ini.